Info Viral: Para peneliti dari beberapa universitas di Jepang dan Taiwan menemukan spesies tumbuhan baru yang bisa “memakan teman”, yaitu Monotropastrum kirishimense (M. kirishimense).
Mengutip Science Alert, tanaman itu banyak ditemukan di Asia Timur dan Asia Tenggara, dari Himalaya hingga Jepang. Para ahli dari Jepang dan Taiwan menemukan bahwa M. kirishimense memiliki warna pink pucat dan tingkah unik.
Mereka menamakannya Monotropastrum kirishimense karena ditemukan di daerah sekitar Kirishima, Prefektur Kagoshima, Jepang.
Tidak Seperti Tanaman Pada Umumnya
Tidak seperti tanaman pada umumnya, Monotropastrum tidak berfotosintesis karena tidak memiliki pigmen hijau. Alhasil, tanaman tersebut memanfaatkan simbiosis mutualisme dengan apa yang disebut sebagai jaring kayu yang lebar (wood wide webs).
Wood wide webs merupakan jaringan luar biasa dari jamur dan tanaman yang tersebar hampir di seluruh hutan. Ini bertindak sebagai "jalan tol" yang mengangkut nutrisi dan informasi antar tanaman melalui sinyal elektrik dan kimia.
Koneksi inilah yang membantu tumbuhan di seluruh hutan dengan mendistribusikan sumber makanan dari daerah kaya ke daerah miskin. Ini juga memungkinkan tanaman untuk saling memperingatkan tentang predator dan bahkan membantu mereka menghindari kekeringan.
Sebagai gantinya, tanaman biasanya memberi timbal balik berupa hidrokarbon yang diproduksi lewat fotosintesis. Akan tetapi, Monotropastrum 'mengkhianati' hubungan simbiosis mutualisme tersebut.
Alih-alih saling bermanfaat, tanaman ini justru mencuri semua nutrisi dari wood wide webs yang berbentuk jamur tersebut. Ia juga tidak menawarkan produk fotosintesis sebagai imbalan.
Ada Perbedaan Mencolok dengan Varian Lain
Para pakar juga menemukan perbedaan mencolok antara M. kirishimense dengan varian lain yakni Monotropastrum humile (M. humile) yakni kelopaknya yang berwarna merah berkilau. Selain itu, M. kirishimase tidak terlalu menonjol di permukaan tanah.
Tumbuhan ini juga lebih terkait dengan garis keturunan mikoriza, sedangkan M. humile adalah jamur yang sama sekali berbeda.
Lebih lanjut, mengutip Science Daily, para ahli menduga bahwa ada beberapa alasan mengapa kedua tumbuhan tersebut berevolusi menjadi dua spesies berbeda. Salah satu kemungkinannya adalah keduanya lebih cocok untuk memakan jamur yang berbeda.
Hal ini dapat menyebabkan isolasi reproduksi atau ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan bersama. Proses ini, dikenal sebagai pembagian sumber daya, adalah salah satu cara utama spesies berevolusi dari leluhurnya.
Analisis genetik mengungkapkan bahwa enzim M. aerosol memiliki garis keturunan spesifik dan terkait dengan garis keturunan jamur tertentu. Sedangkan M. humile berkerabat dengan garis keturunan yang berbeda.